Tanggapan untuk Sebuah 'Kata Pengantar'

Gambar berasal dari tangkap layar


Petanimencatat - Tulisan ini adalah tanggapan untuk sebuah 'kata pengantar'/caption dari postingan Mr. Rahasia di akun Facebook-nya sebagaimana gambar diatas.

Saya berharap semua orang yang melihat judul berita itu (disini) membaca pula isi beritanya. Dan, apabila memang sudah membacanya, saya harap dibaca dengan seksama dan penuh kehati-hatian.

Dalam beberapa hal, saya kadang tidak sependapat dengan KH. SAS. Meski demikian, hal itu tentunya tidak akan menghilangkan rasa hormat saya kepada beliau. Hal yang sama juga akan saya lakukan kepada Mr. Rahasia yang telah banyak mengajari dan memperkenalkan saya pada hal baru. Saya sungguh menaruh hormat.

Tapi dalam perkara berita ini, tanpa bermaksud menggurui, kiranya kita perlu menata dan memperbaiki lagi cara membaca sebuah berita. Agar pesan yang baik tersurat maupun tersirat di dalamnya dapat ditangkap sebaik mungkin. Semaksimal mungkin.

Ada beberapa hal yang saya catat dan tampaknya baik untuk diperhatikan.

Pertama, tempat dan waktu peristiwa itu terjadi. Hal ini mirip dengan asbabun Nuzul suatu ayat Al Qur'an, atau asbaul wurud suatu hadits. Saya yakin Mr. Rahasia jauh lebih mengerti akan hal ini.

Tapi mari dudukan perkara ungkapan KH. SAS tersebut. Beliau mengatakan itu di depan Muslimat NU pada saat Harlah Muslimat NU ke-73. Jadi hampir dapat dipastikan bahwa ungkapan itu memang sengaja ditujukan kepada warga NU.

Nah, jika hal itu memang disampaikan kepada warga NU, apa salahnya dari ungkapan tersebut? Bukankah itu adalah ungkapan yang dimaksudkan agar warga NU, khususnya kaum Muslimat, menjadi lebih inovatif dan mengambil peran pada perubahan-perubahan yang lebih baik? Dan, itulah yang memang harus dikatakan: memberi motivasi.

Petinggi PKS pun, saya yakin, memberi motivasi yang tidak jauh berbeda. Masa iya, mereka akan bilang, "ayo, para kader, kita jangan terlalu berambisi pada kekuasaan sebab kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT." Hampir mustahil mereka memberi motivasi semacam itu kepada kadernya. Justru sebaliknya, para kader diminta untuk memperoleh suara sebanyak mungkin. Bahkan harus menguasai dan 'menyingkirkan' parpol lain.

Begitu pula Muhammadiyah, SI, dan lain-lain yang Mr. Rahasia maksudkan, juga akan melakukan hal yang sama kepada kadernya sendiri. Sebab itulah motivasi, dan memang begitulah seharusnya kepada kader/anggota sendiri.

Jadi, sekali lagi, apa yang salah dari ungkapan motivasi KH. SAS itu? Ayolah...

Kedua, dalam berita itu, setelah KH. SAS mengatakan 'kalau dipegang selain NU, salah semua', disana dijelaskan bahwa setelah mengatakan kalimat itu, beliau tertawa kecil yang diikuti oleh hadirin yang mendengar. Artinya apa?

Kita tidak boleh serta-merta memvonis beliau telah melakukan provokasi. Bisa jadi, berkaitan dengan poin pertama, ungkapan itu adalah guyon. Terlebih lagi memang disebutkan mereka tertawa. Saya mau tahu seberapa sering, jika memang ada, seseorang yang memprovokasi orang lain dengan cara tertawaan begitu. Pasti akan sulit menemukannya. Sebab provokasi adalah membakar amarah, sedangkan lelucon justru memadamkannya.

Ketiga, harus diakui judul berita itu bombastis. Untuk tataran orang-orang yang semangat beragamanya sangat tinggi tapi malas belajar dan membaca, itu pasti sebuah judul yang menggugah rasa keberagamaan mereka. Bagaimana tidak, pada judul itu pun tidak disebutkan pada acara apa ungkapan itu dilontarkan KH. SAS.

Lantas apakah ini kesalahan media? Tentu saja tidak. Sudah sewajarnya media memberikan judul yang menarik agar bisa mengangkat jumlah viewers-nya. Itu lah salah satu cara menarik perhatian calon pembaca dan bertahan dalam persaingan media yang semakin ketat. Ditambah lagi munculnya media-media yang bahkan susunan redaksi dan alamat kantornya tidak ada.

Hal yang sungguh tidak wajar adalah bila kita tidak selektif mengkonsumsi berita. Ceroboh membacanya dan serampangan menganalisisnya.

Saya kira demikian. Mungkin tiga hal diatas absen dari perhatian Mr. Rahasia saat membaca berita tersebut. Terkait kenapa saya harus bersusah payah untuk menanggapi postingannya, setidaknya ada dua hal.

Pertama, saya warga NU, yang dari sudut mana pun bukan warga yang baik. Tapi, kiranya saya perlu membela marwah NU karena sejak awal postingan Mr. Rahasia ditujukan kepada organisasi bukan pribadi: "klaim NU paling benar yang lain NU seperti Muhammadiyah, SI, dll adalah salah.... dst."

Kedua, ini adalah murni kritikan saya sebagai junior kepada Mr. Rahasia yang sudah saya anggap kakak, atau senior, atau seorang bapak sekalipun. Dalam 'kata pengantar' postingannya, sekilas berisi wanti-wanti agar kita tidak terprovokasi, sebagaimana terdapat di akhir postingan. Namun, disadari atau tidak, justru postingan itu sendiri tidak kalah provokatif dari judul beritanya.

Dalam postingan Mr. Rahasia dinyatakan bahwa ungkapan KH. SAS dapat merusak  persatuan dan kerukunan sekaligus provokatif dan berbahaya. Jujur, ungkapan Mr. Rahasia ini yang berbahaya. Memberikan 'kata pengantar' pada berita yang di-posting tanpa pemahaman yang baik dan penuh kehati-hatian.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka untuk Para Jomblo

'Toxic Masculinity' dan Kesetaraan Gender

Sam Tobacco dan Rokok 'Tingwe'

Pemain Baru dan Tantangan Unai Emery

H-1 Lebaran Dini Hari di Warung Mie Instan

Kala Ratih

Aku Menghimbau "Green Living"