Pemain Baru dan Tantangan Unai Emery

Sumber Gambar: twitter.com


Petanimencatat - Pada jendela transfer musim panas ini Arsenal menjadi klub dengan pembelanjaan terbesar di liga Inggris, mengalahkan duo Manchester. Ia membelanjakan 152 juta Euro untuk 6 orang pemain: Martinelli, Ceballos, Saliba, Pepe, Tierney, dan David Luiz.

Dalam 15 tahun terakhir, baru kali ini Arsenal serius. Saya curiga Stan Kroenke sedang mabuk lem. Tapi apapun itu, perekrutan pemain-pemain tersebut, kabarnya, dibayar kredit. Karena dana yang tersedia untuk belanja musim ini sebetulnya cuma 45 juta euro.

Saya pikir, dengan skuat yang ada sekarang, kemampuan meracik formasi dan ketangkasan pemilihan strategi dari Unai Emery benar-benar diuji. Arsenal sekarang diisi oleh pemain berkualitas di semua lini, baik pemain yang sudah berpengalaman ataupun pemain muda berpotensi.

Dalam persaingan merebut gelar juara liga 2019/2010, tidak bisa tidak, Arsenal harus ikut serta. Dan dengan materi pemain semegah sekarang, saya kira, bukan sebuah angan-angan kosong jika menargetkan title juara.

Bahkan gelar Eropa (yang kebetulan musim depan Arsenal masih akan bermain di liga malam Jum'at/UEFA League) harus juga direbut. Sekaligus sebagai penegasan bahwa Emery adalah rajanya UEFA League.

Masalah yang sering dihadapi Arsenal pada hampir setiap musim--bahkan sejak bertahun-tahun lalu sebelum Arsene Wenger tahu diri dan akhirnya hengkang--adalah konsistensi. Biasanya Arsenal jeblok di paruh musim kedua. Atau, jelek di paruh musim pertama, lalu moncer pada paruh musim berikutnya.

Konsistensi terakhir yang dilakukan Arsenal tepat 15 tahun yang lalu. Kala itu Arsenal menjadi The Invincible. Tak terkalahkan. Sungguh bosan dan agak menjijikkan menyebut julukan ini berulang-ulang karena faktanya itu tak lebih dari sekadar sejarah dan pelipur lara dari sakitnya gagal juara dari musim ke musim selama 15 tahun. Bedebah...

Kompetisi di Inggris sangat padat. Inkonsistensi yang dialami sebuah tim biasanya karena kelelahan atau cedera pemain. Dan untuk mengatasi persoalan itu, salah satunya, melakukan rotasi.

Rotasi pemain bisa berjalan lancar jika sebuah tim memiliki kedalaman skuat yang baik. Jadi, pemain inti maupun pemain cadangan sama-sama baiknya. Dan Arsenal sekarang punya itu.

Namun ketika line-up pemain diubah, kendala berikutnya adalah penerjemahan strategi dan taktik pelatih di atas lapangan. Kadang pemain jadi kesulitan mengaktualisasikan instruksi pelatih karena perubahan komposisi pemain.

Inilah yang akan jadi tantangan Arsenal dan Unai Emery ke depan.

Akan tetapi, ada satu hal yang patut disayangkan dari transfer musim panas kali ini: kepergian Koscielny. Dia salah satu pemain yang saya suka dan sungguh menyayangkan kepindahannya ke Bordeaux. Boleh dibilang, dia adalah pemain yang permainannya relatif konsisten sejak didatangkan ke Emirates Stadium. Dia juga seorang kapten yang tidak temperamen dan bisa jadi panutan yang lain.

Entah binatang apa yang masuk ke kepalanya dan menggerogoti otaknya sehingga menolak ikut latihan pra-musim. Itu tindakan yang benar-benar tidak etis. Andai dia Warga Negara Indonesia, dia pasti warga negara yang tidak hafal Pancasila. Dan tentu ini persoalan serius.

Keinginan Koscielny untuk hengkang dari Arsenal benar-benar tidak bisa dicegah. Sikapnya itu, dalam dunia merpati, disebut 'ngaret' dalam bahasa Madura. Yaitu, suatu keadaan dimana merpati jantan sangat...sangat...ingin mendekati/menggauli merpati betina. Nah, keinginan yang sangat kuat itulah Koscielny jadi mirip merpati jantan. Hal serupa juga dilakukan Mauro Icardi di Inter Milan. Dua orang mantan kapten yang su'ul khatimah di klub lamanya.

Tapi, dengan kedatangan David Luiz, kepergian Koscielny bisa jadi akan terlupakan dengan mudah oleh pendukung Arsenal. Dalam diri David Luiz pula, gambaran pemain bertahan yang ideal dalam sepak bola modern ini bersemayam, kecuali satu hal: duel udara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka untuk Para Jomblo

'Toxic Masculinity' dan Kesetaraan Gender

Sam Tobacco dan Rokok 'Tingwe'

H-1 Lebaran Dini Hari di Warung Mie Instan

Kala Ratih

Aku Menghimbau "Green Living"