Sepenting Apa Hidup Jadi Kaya?

Sumber gambar: milik pribadi


Petanimencatat - "Jika kamu terlahir miskin, itu bukan salahmu. Tapi jika kamu mati dalam keadaan miskin, itu salahmu"

Pernah 'kan dengar pepatah itu, atau semacam itu? Aku pernah. Kira-kira satu dasawarsa yang lalu. Ungkapan itu memotivasi. Entah siapa yang mengatakannya. Dan aku sepakat, waktu itu.

Tapi sekarang lain. Benarkah mati dalam keadaan miskin (finansial) itu suatu kesalahan? Bagaimana jika seseorang mati dalam keadaan miskin bukan karena ia malas bekerja, tapi karena dimiskinkan? Misal, oleh orang-orang yang punya kekuatan modal lebih besar sehingga akses pada potensi yang lebih menguntungkan dihalangi bahkan dilenyapkan?

Lagipula, apakah hidup ini jadi menarik, umpamanya, seluruh umat manusia kaya raya, banyak uangnya gitu? Lalu, apakah mungkin seluruh manusia di bumi bisa memiliki 'passive income' sebagaimana dijelaskan Robert Kiyosaki dalam Quadrant Cash Flow-nya?

Impossible, I guess.

Hal yang memungkinkan dan harus dilakukan adalah mencoba sesering mungkin, berusaha sebaik mungkin, bekerja sekeras mungkin, dan berpikir secerdas mungkin. Perkara hasilnya nanti kamu jadi miskin atau kaya, itu urusan Yang Maha Kuasa. Dan bisa jadi, memasrahkan segala hasil--yang tidak pasti itu--kepadaNya membuat hidup menjadi lebih hidup dan bergairah.

Memangnya segala hal yang terjadi dalam hidup(mu) harus sesuai dengan keinginanmu? Ora, mblo. Kamu ini siapa? Terus Tuhan mau kamu 'letakkan' dimana?

Dan lagi, apakah tidak terlalu sempit dan dangkal mendikotomikan hidup hanya dalam 'kaya' dan 'miskin'? Apakah nilai seseorang itu hanya ditentukan oleh status sosial? Bagaimana dengan harga diri, integritas, disiplin, tanggungjawab, kebijaksanaan, dan jenis karakter lainnya, tidak penting? Mikiro, mblo, mikir! 😒

Lah, iki wes mbok koen renungno?😂

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka untuk Para Jomblo

'Toxic Masculinity' dan Kesetaraan Gender

Sam Tobacco dan Rokok 'Tingwe'

Pemain Baru dan Tantangan Unai Emery

H-1 Lebaran Dini Hari di Warung Mie Instan

Kala Ratih

Aku Menghimbau "Green Living"